BUDI DAYA KEPITINGI. JENIS-JENIS KEPITING
A. PendahuluanKepiting yaitu ketam yang hidup di pantai, berkaki sepuluh, dua di antaranya merupakan sepit yang tajam dengan punggung yang keras berwarna hijau kehitaman selebar telapak tangan, dan dapat dimakan. Kepiting mempunyai cangkang dan bagian punggungnya sangat keras. Walaupun begitu, bagian dari tubuh kepiting yang bisa dimakan masih ukup besar, yaitu sekitar 45%. Bagian yang dapat dimakan tersebut mengandung zat gizi lebih tinggi lagi seperti 65,7%, lemak segitar 0,88%, dan mineral sekitar 7,5%. Telurnya mengandung zat gizi lebih tinggi lagi seperti proteinnya sekitar 88,55%, lemk sekitar 8,16%, dan minelar sekitar 3,2%. Oleh karena itu, kepiting bitina yang sedang bertelur menjadi incaran bagi konsumen sehingga tidak heran jika harganya lebih mahal 3-4 kali lipat dibandingkan dengan harga kepiting jantan dan betina yang tidakbertelur dengan ukuran yang sama.Di Indonesia, kepiting lebih banyak ditemukan di daerah hutan bakau sehingga biasanya dikenal juga dengan nama kepiting bakau (Scylla serrata) atau magrove crab. Kepiting bakau ini termasuk salah satu komoditas perikanan pantai yang sangat baik untuk dikembangbiakkan kerenabanyak disenangi oleh masyarakat. Hal ini disebabkan terutama karena kepiting mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi, mempunyai daging yang rasanya enak, lebih segar, dan sangat gurih dibandingkan dangan daging udang windu. Selain itu, kepiting juga merupakan pilihan konsumen untuk menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi, tetapi mempunyai kalori yang rendah. Oleh karena itu, keping selain disenangi oleh konsumen juga dapat memberikan keuntungan bagi petani. Banyak permintaan kepiting walaupun harganya cukup tinggi.Di negara lain seperti di India, Filipina, Singapura, Taiwan, dan Thailand budi daya kepitingnya sudah maju sehingga kepiting menjadi sumber pendapatan bagi negara mereka. Di Indonesia , kepiting belum begitu mendapat perhatian sebagai salah satu sumber pendapatan nelayan dan sumber devisa negara. Kepiting yang diperoleh di pasaran pada umumnya merupakan kepiting hasil tangkapan. Padahal, kepiting dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan negara kerena banyak negara yang mngimpor kepiting dan permintaan impor tersebut cenderung meningkat setiap tahunnya. Negara-negara yang banyak mengimpor kepiting di antaranya yaitu Amerika Serikat, Jepang, Australia, Hongkong, Benelux, Korea Utara, Korea Selatan, dan Taiwan.Daerah sebaran kepiting sangat luas yaitu disekitar wilayah Indo-Pasifik seperti Jepang, Taiwan negara-negara ASEAN, Mozambik, India, Iran, pantai selatan dan timur Afrika Selatan, Bangladesh, Srilangka, Vietnam, serta pulau-pulau dilautan Hindia. Selai itu, kepiting juaga tersebar di selatan, di kepulauan Hawaii di utara, serta di Selandia Baru.Pada awalnya, kepiting ditangkap oleh petani tambak karena dianggap sebagai penghuni liar yang suka membuat kerusakan atau membuat lubang di tambak seperti menggali dasar tambak, membocorkan pematang, dan merusa bangunan kayu atau bambu di tambak. Selain itu, kepiting juga dapat merupakan hama ikan dan udang. Oleh karena itu, tidak heran jika petani sagat membenci kepiting karena tingkah lakunya yang dpat menyebabkan kerusakan. Akan tetapi, pendapat tersebut perlahan-lahan mulai berubah karena penggemar kepiting sudah muali banyak dan banyak dicari oleh konsumen di rumah-rumah makan biasa hingga di restoran- restoran terkenal.Kepiting dapat dinikmati dalam bentuk hanya sebagai rebusan atau dalam bentuk olahan di warung tenda waktu malam di pinggiran jalan atau bahkan di restoran “sea food” terkenal. Di berbagai daerah kepiting dapat dinikmati dalam bentuk masakan dan pelayanan yang berbeda diberbagai daerah di Indonesia seperti di Sulawesi Selatan, Jawa, Kalimantan, Sumatra, Maluku, dan Irian Jaya. Sedangkan diluar negeri, masakan kepiting dapat ditemuai dan dinikmati di Malaysia, India, Amerika Serikat, Jepang, Hongkong, Singapura, Thailand, serta di sepanjang Pantai Timur Afrika dan pulau-pulau di Wilayah Pasifik. Di negara Amerika Serikat, kepiting termasuk makanan yang eksklusif dan banyak dikonsumsi di rumah makan serta acara khusus keluarga, sedangkan di Belgia dan Luxemberg haga kepiting cukup tinggi, walapun begitu daya beli masyarakatnya tetap tinggi.Indonesia sebenarnya dapat menjadi tempat yang baik untuk budi daya kepiting kerena Indonesia termasuk salah satu negar yag memiliki garis pantai terpanjang di dunia, yaitu sekitar 80.000 km lebih.selain itu, budi daya kepiting mempunyai beberapa keuntungan yaitu (1) ketersediaan benih di alam cukup banyak; (2) pemeliharaannya dapat dilakukan secara terus menerus sepanjang tahun; (3) pembudidayaannya lebih mudah dan memerlukan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dangan pembudidyaan uadang; (4) kepiting dapat diangkut atau dibawa dalam keadaan hidup; (5) mudah dalam hal penjualan karena dagingnya agak manis dan sangat gurih.Akan tetapi, petani masih banyak yang belum berminat untuk membudidayakan kepiting karena beberapa alasan di antaranya yaitu (1) kepiting yng hidup di perairan Indonesia masih mempunyai sifat yang buas; (2) pengetahuan mengenai kepiting masih terbatas; (3) beberapa jenis kepiting rasanya kurang enak atau bahkan ada yang mengandung racun; (4) memerlukn waktu pemeliharaan yang lebih lama dibandingkan waktu pemeliharaan udang; (5) pengetahuan petani yang masih redah megenai cara pemelaiharaan kepiting yang modern. Jadi, kepiting yng diperoleh di pasaran pada umumnya merupakan hasil tangkapan dan sebagian petani sudah ada yang membudidayakan kepiting, tetapi dengan teknologi yang sederhana. Jika hanya mengandalkan kepiting dari hasil penangkapan dan teknologi yang sederhana, maka dikhatirkan produksinya akan enurun, tidak stabil, dan terutama sangt tergantung pada alam.Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan berbagai usaha seperti penyebaran informasi mengenai manfaat kepiting dan potensinya yang dapat digunakan sebagai sumber pendapatan petani. Selain itu, hal yang sangat penting dilakukan yaitu usaha membudidayakan kepiting jenis tertentu secara komersial dan intensif agar dapat dipeoleh hasil secara terus-menerus. Hal ini dilakukan erena kepiting dapat menjadi salah satu komoditas untuk diekspor seperti halnya dengan udang windu karena permintaan di pasaran terus meningkat, baik di dalam maupun di luar negeri.B. Berbagai Jenis Kepitinng1. Klasifikasi kepitingKlasifikasi kepiting secara lengkap yaitu kepiting masuk dalam Filum: Arthopoda; Klas: Crustacea; Subklas: Malacostraca; Ordo: Decapoda; Famili: Portunidae (kepiting perenang), Cancridae (kepiting cencer), Potamonidae (kepiting air tawar), dan Xanthidae (kepiting lumpur); Genus: Scylla; Spesies: Scylla serrata.Keempat famili kepiting tersebut, hanya tiga famili yang disenangi oleh onsumen yaitu Portunidae (kepiting perenang), Cancridae (kepiting cancer), Xanthidae (kepiting lumpur) sehingga ketiga kepiting tersebut banyak diperdagangkan, sedangkan satu famili Potamonidae (kepiting air tawar).2. Ciri-ciri kepitingCiri-ciri kepiting, terutamakepiting bakau yaitu sebagai berikut.(1) Karapasnya berbentuk pipih,agak cembung, dan hanya di beberapa bagian saja yang berbintik kasar. Panjangnya sekitar dua per tiga dari lebarnya. Warnanya seperti lumpur atau sedikit kehijauan sehingga biasa juga disebut kepiting hijau.(2) Mempunyai dua mata yang menempel di tepi bagian depan (“anterior”) karapas dan dilengkapi dengan tangkai sehingga matanya dapatdigerakkan secara leluasa. Selai itu, jika ada ancaman dari luar, maka untuk melindungi matanya, keduamatanya tersebut akan ditempelkan rapat-rapat ke kelopaknya.(3) Dahinya juga dapat di antara kedua matanya yang mempunyai emat buah gigi tumpul, tetapi tidak termasuk duri ruang matanya yang sebelah dalam.(4) Mulutnya terapat di antara kedua matanya.(5) Mempunyai tiga pasang kaki pejalan dan satu pasang kaki perenang. Kaki pejalan berfungsi untuk berjalan, sedangkan kaki perenang digunakan untuk berenang. Letak kaki perenang yaitu di ujung perut dengan bentuk yang lebar dan pipih menyerupai dayung sehingga digunakan sebagai pendayung pada waktu berenang . hal inilah yang membuat kepiting dapat berenang dengan ceat sehingga biasa juga disebut kepiting perenang atau “swimming crabs”. Kaki dayung inilah yang mencirikan kalau kepiting tersebut hidup di perairan, bukan di daratan.(6) Mempunyai sepit (bagian tubuh kepiting yang berstruktur catut) yang ukurannya berbeda antara sapit kepiting jantan dan sapit kepiting betina. Sapit kepiting jantan panjangnya dapt mencapai dua kali lipat dari panjang karapas, sedangkan sapit kepiting beina dan kepiting jantan muda ukurannya lebih pendek. Dalam keadaan normol, ukuran sapit kanan lebih besar dari pada sapit kiri. Ruas sapit yang letaknya paling dekat dengan perut mempunyai tiga buah duri yang kuat, di sudut sebelah dalam, dan ruas terakhir (sapit bagian luar) bentuknya bulat dan terkadang mempunyai sat atau dua buah duri kecil. Ujung sapit warnanya kemerahan-merahan.Kepiting mempunyai beberapa sifat atau cir khas yaitu sebagai berikut(1) Kepiting yang hidup di perairan laut dapat juga bertahan idup beberapa hari di daratan yang mempunyai udara lembap. Sifat ini disebut sifat akuatik.(2) Kepiting bersifat kanibalisme, baik kepiting keil maupun kepiting dewasa karena dapat menyerang sesamanya, terutama kepiting yang sedang ganti kulit atau makhuk lain yang ada di sekitarnya.(3) Kepiting pada umumnya lebih menyukai makanan alami seperti alga, udang-udanagn, bahkan bangkai hewan. Oleh karena itu, kepiting dewasa termasuk hewan pemakan segala jenis makanan atau “scavanger”. Larva keping pada umumnya hanya memakan plankton.(4) Keiting makana dengan menggunakan sapitnya yang besar. Sapit tersebut digunakan untuk memasukkan makanan ke mulutnya. Untuk mempertahankan daerah kekuasaannya, kepiting mempunyai sifat unik yaitu kepiting akan menyerang dengan ganas musuhnya dengan cara mencabik-cabiknya menggunakan sapit jika daerah kekuasaannya diganggu.(5) Kepiting pada siang hari akan bersembunyi atau membenamkan diri, nanti setelah matahari terbenam beberapa saat, barulah kepiting tersebut keluar dari tempat persembunyiannya. Akan tetapi, akan bersembunyi lagi jika matahari akan terbit. Pada waktu malam, kepiting bergerak trus, utamanya untuk mencari makan. Epitig tersebut dapat mencapai jarak sekitar 219-910 meter dalam satu malam untuk mencari makan.3. Jenis kelaminOrgan kelamin jantan berbeda dengan jenis kelamin betina. Alat kelamn kepiting terdapat di bagian perut atau dadanya.Ciri-ciri jenis kelamin betina yaitu sebagai berikut.(1) Bentuk organ kelaminnya segitiga yang lebar dan di bagian depannya agak lonjong atau tumpul.(2) Alat kelaminnya berupa ovarium (indung telur atau alat kelamin dalam betina yang membentuk sel telur) yang tempat dan bentuknya seperti testis. Di bgian tengah ovarium akan keluar oviduk atau saluran telur yang pendek.Ciri-ciri jenis kelamin jantan yaitu sebagai berikut.(1) Bentuk organ kelaminnya segitiga yang sempit dan di bagian depannya agak meruncing.(2) Alat kelaminnya terdiri atas sebuah testis yang berwarna putih. Yang dimaksud dengan testis yaitu buah zakar atau alat kelamin jantan yang menghasilkan mani.Jenis kelamin kepiting selain dapat diketahui dari ciri-cirinya, juga dapat dibedakan melalui tiga cara yaitu sebagai berikut.(1) Berdasarkan ruas abdomennya, kepiting betina mempunyai ruas abdomen yang lebar, sedangkan kepiting jantan ruas abdomennya lebih sempit.(2) Berdasarkan bentuk eksternalnya, bentuk kelamin betina lebih lebar daripada bentuk organ kelamin jantan, seperti telah diterangkan sebelumnya.Jenis-jenis kepiting yang bayak tersebar di Indonesi, baik yang hidup di air tawar, air laut, maupun yang hidup di daratan.1. Kepiting rawaKepiting rawa atau kepiting bakau atau kepiting lawo banyak ditemui di tepi pantai dengan tanah yang agak berlumpur atau sawah pasang surut atau di sawah yang dekat dengan dengan hutan bakau (hutan mangrove). Tempat hidup yang sangat disenangi oleh kepiting rawa ini yaitu daerah tepi pantai yang mempunyai hutan bakau atau tumbuh-tumbuhan rawa lainnya. Kepiting rawa yang di sawa biasanya hidup sela-sela tanaman padi sehingga sulit ditangkap kerena suka bersembunyi di dalam tanah atau di celah tanaman bakau. Jenis kepiting bakau atau kepiting rawa sangat terkenal dan banyak diperdagangkan yaitu Scylla serrata.Ciri-ciri kepiting bakau yaitu sebagai berikut.(1) Badannya bundar, agak besar, dan tebal.(2) Kepiting betina mempunyai telur yang bentuknya seperti gumpalan yang bundar pipih dengan diameter sekitar 2-3 cm. Gumpalan telur tersebut terdapat di bagian dadanya da selalu dibawa kemana-mana. Jika diperhatikandengan baik, maka telur tersebut terdiri atas sejumlah telur yang kecil-keilseperti pasir dangan warna kuning susu. Tekur keci-kecil tersebut menggumpal dan tidak terpisah-pisah karena dilapisi oleh kulit tipis.(3) Kerapasny atau perisai tubuhnya tebal denga warna yang hijau tua kemerah-merahan atau kecokelat-cokelatan. Kerapas berfungsi melidungi bagian dalam tubuh kepiting yang kandungnnya terdiri dari zat kapur yang agak tebal.(4) Sapitny agak besar. Sapit ini digunakan sebagai senjata yang menakutkan bagi lawannya.2. Kepiting lautKepiting laut atau biasa juga disebut kepiting suji berbeda dengan kepiting rawa. Kepitin ini lebih senang hidup di tempatyangtidak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan, di alutan lepas, atau di pinggir laut yang landai.Secara ekonomis, kepiting laut hampir sama dengan kepiting rawa yaitu termasuk kepiting yang banyak diperdagangkan.Ciri-ciri kepiting laut yaitu sebagai berikut.(1) Badannya berbintik-bintik dan agak lonjong dengan bentuk tubuh yang kecil dan pipih kerena pertumbuhan badannya lambat.(2) Karapasnya berukuran lebih tipis daripada karapas rawa.(3) Kepiting betina mempunyai telur yang bentuknya seperti gumpalan yang bundar pipih dengan diameter sekitar 4-7 cm. Telur-telur tersebut sebenarnya, jika diperhatikan dengan baik, terdiri atas sejumlah telur yang kecil-kecil seperti pasir dengan warna merah jingga. Telur kecil-kecil tersebut menggumpal dan tidak terpisah-pisah karena dilapisi oleh kulit yang tipis sperti halnya dengan telur pada kepiting rawa.(4) Barat badan kepiting betina berbeda dengan berat badan kepiting jantan. Kepiting betina beratnya sekitar 350gram/ekor, sedangkan kepiting jantan beratnya sekitar 500 gram.3. Kepiting belengkakemKepiting belengkakem banyak hidup di aerah yang ditumbuhi pohon, senang hidup di celah akartanaman pantai, dan juga kadang-kadang membuat lubang di dalam tanah.Kepiting belengkakem dianjurkan untuk tidak dimakan kerena diduga mempunyai racun.(1) Badanya berukuran lebih kecil dibandingkan dengan kepiting rawa atau kepitinng laut.(2) Gerakannya lambat dan sangat santai sehingga bisa disebut kepiting malas. Akan tetapi, jika mendapat gangguan maka gerakannya menjadi cepat.(3) Warna badannya agak cokelat tua dengan mata berwarna merah.(4) Kulitnya juga akan mengeluarkan cairan berwarna merah seperti darah.(5) Mempunyai sejumlah bulu menyerupai lumut di jari dan dadanya. Keberadaan bulu ini merupakan ciri khas kepiting belengkakem.4. Kepiting garuntuKepiting garuntu hidup di daerah yang banyak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan dan juga banyak terdapat di dasar laut. Kepiting garuntu tidak begitu disenangi oleh konsumen sehingga tidk diperdagangkan.Ciri-ciri kepiting garuntu yaitu sebagai berikut.(1) Badannya bulat kecil dengan berwarna kekuning-kuningan.(2) Kerapasnya tebal.(3) Sapit dan jari-jarinya agak pendek.(4) Gampang ditangkap karena mempunyai sifat yang sangat malas bergerak.5. Kepiting batuKepiting batu hidup di celah-celah karang di tengah laut atau di celah batu di muara sungai.Kepiting batu kurang disenangi oleh konsumen kerena rasanya kurang enak dan dagingnya sangat sedikit.Ciri-ciri kepiting batu yaitu sebagai berikut.(1) Badannya berukuran agak kecil.(2) Kulitnya berwarna kehijauan yang tampaknya sangat manarik dengan dada yang sebagian putih warnanya.(3) Karapasnya agak tebal.(4) Sapitnya agak kecildibandingkan dengan ukuran badannya.(5) Untuk menangkap mangsa atau manghadapi musuhnya kepiting batu mempunyai gerigi yang sangat tajam.(6) Gerakannya sangat lincah dan gesit bergerak di antara batu-batuan walau terkena hempasan ombak kerena mempunyai kaki yang panjang.6. Kepiting kaefaKepiting kaefa hidup di muara sungai atau di lautan dangan membuat lubang persembunyian di tebing sungai atau hidup dengan berpegangan di kayu lapuk yang hanyut di laut atau di muara sungai.Ciri-ciri kepiting kaefa yaitu sebagai berikut.(1) Badannya berukuran relatif kecil dibandingkan jenis kepiting lainnya.(2) Warna badannya biru kehitam-hitaman sehingga sulit dilihat dan ditangkap.7. Kepiting gelentengKepiting gelenteng banyak terdapat di Pulau Kalimantan. Kepiting gelenteng termasuk hewan yang buas kerena biasa menyerang anak penyu yang baru menetas (tukik) yang berjalan ke laut. Anak penyu tersebut akan diseret ke lubangnya, kemudian dicabik-cabik dengan menggunakan sapitnya yang kuat. Selain di Pulai Kalimantan, kepiting gelenteng juga hidup di Pulai Krakatau, jenis yang hidup di sana yaitu kibau. Kepiting gelenteng tersebut dapat mencapai puncak krakatau,tetapi tetap akan ke laut kerena telurnya masih ditetaskan di laut.Ciri-ciri kepiting gelenteng sebagai berikut.(1) Badannya berukuran sekitar 6 cm.(2) Mempunyai sepasang sapit yang kuat.(3) Matanya bertangkai panjang.(4) Kakinya panjang dan lancip menyebabkan kepiting gelenteng berjalan dengan cepat.(5) Mempunyai kebiasaan membuat lubang persembunyian di pasir yang cukup dalam yaitu sekitar 100 cm.(6) Dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan darat.(7) Mempunyai kantung insang yang berisi air. Kantung insang tersebut juga telah jenuh, maka air yang terdapat di dalamnya harus diganti dengan air yang baru dan segar.8. Kepiting binatuKepiting binatu dapat beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering, tetapi tetap masih belum dapat meninggalkan kehidupan air sehingga masih biasa ditemukan di lumpur lunak di dasar hutan bakau yang tidak begitu rimbun.Ciri-ciri kepiting binatu yaitu sebagai berikut.(1) Badannya berukuran agak keil.(2) Warna badannya merah, biru metalik, atau hijau sehingga mudah dilihat jika berada di lumpur hutan bakau atau lingkungan yang berwarna hitam. Warna kepiting binatu dipengaruhi oleh perubahan waktu seperti pada waktu malam warnanya putih kekuning-kuningan, sedangkan pada waktu menjelang fajar warnanya menjadi semakin tua.(3) Kepiting jantan mempunyai sepasang sapit yang ukurannya berbeda, yaitu sapit yang satu ukurannya lebih besar dari sapit lainnya. Perbedaan ukuran sapit ini menjadi ciri khas dari kepiting binatu. Sapit yang besar warnanya cerah dan suka digoyang-goyang yang bertujuan untuk menarik perhatian betina atau untuk menakut-nakuti kepiting jantan atau hewan lain yang mengganggunya. Sapit yang kecil digunakan untuk makan. Sapit kepiting ini mempunyai sifat yang unik yaitu jika sapit yang besar terpotong, maka sapit yang kecil akan tumbuh menjadi besar, sedangkan tempat sapit besar yang sudah terpotong tersebut akan tumbuh sapit kecil yang baru.(4) Matanya terdapat di ujung tangkai mata menyebabkan kepiting dapat melihat sekelilingnya dengan mudah. Apabila ada bahaya yang dapat mengancam hidupnya, maka tangkai matanya segera dimasukkan ke lekukan cangkang bagian depan, kemudian segera berlari ke lubang persembunyiannya.9. Kepiting lambogoKepiting lambogo atau kepiting bengkalang dapat hidup di dua alam. Kepiting lambogo hidup di lubang-lubang di tepi pantai atau di pematang tambak atau sawah, maka dapat membocorkan pematang tambak atau sawah sehingga menjadi musuh petani.Kepiting lambogo dianjurkan untuk tidak dimakan karena merupakan jenis kepiting yang mempunyai racun.Ciri-ciri kepiting lambogo yaitu sebagai berikut.(1) Badannya berukuran agak kecil dengan gerakan yang cepat sehingga sulit ditangkap.(2) Dapat mengubah warna badannya sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar. Misalnya, jika membuat lubang di pasir, sedangkan jika hidup di tanah yang hitam, maka warna badannya segera berubah menjadi warna hitam.II. SYARAT HIDUPSyarat hidup kepiting meliputi tempat hidup, siklus hidup, makanan, serta salinitas dan suhu.A. Tempat HidupTempat hidup kepiting berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya.(1) Kepiting yang siap untuk kawin biasanya akan masuk ke perairan tambak atau bakau.(2) Kepiting betina yang telah melakukan perkawinan, akan beruaya (pindah bersama) dari perairan bakau menuju ke tengah laut untuk memijahkan (mengeluarkan) telurnya. Kejadian tersebut terjadi pada bulan- bulan tertentu, terutama pada awal tahun. Jarak yang ditempuh kepiting dalam beruaya untuk memijahkan telurnya tidak lebih daripada satu kilometer menju arah Lut menjahui pantai. Kepiting betina dalam sekali memijah dapat menghasilkan jutaan telur.(3) Kepiting betina biasanya yang sudah beruaya ke perairan laut biasanya akan mencari daerah yang sesuai untuk memijah telurnya. Tempat yang dimaksud yaitu terutama mempunyai salinitas dan suhu air laut.(4) Telur yang telah menetas berubah menjadi larva tingkat I atau Zoea I sampai larva tingkat V atau Zoea V akan terbawa arus perairan panati. Setelah itu, Zoea V akan berubah menjadi mengalopa yang mulai beruaya menuju ke dasar perairan lumpur, kemudian menuju ke perairan pantai.(5) Berbeda dengan kepiting betina yang telah melakukan perkawinan, kepiting jantan atau kepiting yang telah dewasa biasanya tetap tinggal di perairan bakau atau tambak, di sela-sela tanaman bakau, atau di sekitar pantai di bagian-bagian yang berlumpur yang kandungan makanannya banyak.B. Siklus HidupKepiting biasanya dapat hidup sampai umur sekitar 3-4 tahun. Hal ini dapat terjadi didukung oleh keadaan lingkungan yang sesuai. Kepiting sudah dianggap dewasa pada umur sekitar 12-14 bulan sehingga sudah dapat dipijahkan. Yang dimaksud dengan dipijahkan yaitu dilepaskan telur dan sperma untuk pembuahan. Dalam sekali memijah, telur yang dapat dihasilkan jutaan jumlahnya.Siklus hidup kepiting dapat dibagi atas tiga tingkat perkembangan yaitu (1) fase telur atau embrionik, (2) fase larva, dan (3) fase kepiting. Pada fase telur, perkembangan indung telur atau gonada mengacu pada tingkat kematangan indung telur. Fase larva dikenal dengan Zoea (I-V) dan mengalopa. Pada fase kepiting, dikenal kepiting muda dan kepiting dewasa. Untuk lebih jelasnya, siklus hidup kepiting diterangkan sebagai berikut.(1) Sebelum matang, indung telur (organ hewan betina pembentuk sel-sel telur) masih berukuran kecil dan pucat dan telurnya belum dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk seperti sepasang filamen seperti sari susu dengan warna yang kuning-keputihan.Jika sedang matang, ukuran indung telur menjadi tambah besar dan mengisi hampir seluruh permukaan ruangan bagian punggung di daerah dada. Telur-telur tersebut sudah dapat dilihat dan dapat dibedakan kerena telah berkembang dengan baik. Telur-telur tersebut berwarna merah atau kuning keemasan kerena sudah terdapat kuning telur walaupun jumlahnya masih sedikit.Jika telah matang telur, maka indung telur berisi penuh telur yang sudah matang dengan warna merah muda. Apabila karapasnya kepiting betina tersebut dibuka, maka akan tampak seluruh ruangan dadanya berisi indung telur.Telur yang telah matang dan akan ditetaskan atau calon larva dinamakan pre-(proto) Zoea.(2) Telur kepiting yang telah dibuahi dan telah menetas disebut Zoea I atau larva tingkat I yang secara terus menerus berganti kulit (moulting) hingga ke larva tingkat V (Zoea V).pada tahap ini, Zoea biasanya berganti kulit sebanyak kurang lebih 20 kali dan proses ini berlangsung agak cepat yaitu sekitar 3-4 hari, tergantung pada kemampun tumbuh dan ketersediaan makanan. Jika mkanan di lingkungan tersedia dalam jumlah yang banyak, maka proses pergantian kulit akan berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya yang kurang makanan. Pergantian kulit sebenarnya karena tubuh kepiting tumbuh menjadi lebih besar dan lebih berat, sedangkan kerangka luar yang keras yang membungkus tubuhnya tidak dapat membesar. Oleh karena itu, perlu diganti dengan rangka luar yang baru dan lebih besar.(3) Setelah larva tingkat V (Zoea V), maka akan berubah menjadi megalopa. Pada tingkat mengalopa ini, proses pergantian kulit berlangsung lebih lama dibandingkan dengan tingkat Zoea yaitu sekitar 15 hari. Pada tingkat magalopa, bentuk tubuhnya sudah menyerupai kepiting dewasa hanya abdomen atau perut bagian bawahnya masih mempunyai bentuk seperti ekor yang panjang.(4) Megalopa yang diganti kulit akan berubah menjadi kepiting muda. Pada tingkat kepiting muda, abdomennya telah berubah menjadi seperti abdomen keping dewasa.Abdomen kepiting jantan dan betina berbeda bentuknya. Kepiting jantan mempunyai abdomen dengan bentuk seperti tugu(runcing) sedangkan abdomen kepiting betina bentuknya seperti lonceng atau stupa (tumpul).Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan digambarkan siklus hidup kepiting.C. Kepiting membutuhkan makanan dalam jumlah tertentu yang sesuai dengan kebutuhannya untuk menunjang kegiatan pertumbuhannya. Jenis makanan yang dibutuhkan oleh kepiting juga tergantung pada tingkat perkembangan kepiting tersebut.(1) Larva kepiting, terutama larva tingkat awal, biasanya membutuhkan makanan yang berukuran kecil pula sesuai dengan ukuran mulutnya yang kecil juga. Makanan yang dimaksud yaitu berbagai organisme plaktonik (organisme laut, tembuhan dan hewan yang sangat halus dan melayang di dalam air laut) seperti cacing, larva berbagai moluska (hewan berbadan lunak yang sering bercangkang keras), rotifera (chlorella dan ragi roti), dan diatom (ganggang yang selnya dikelilingi oleh suatu cangkang yang menyerupai kotak).(2) Pada tingkat megalopa, kepiting membutuhkan makanan berupa organisme yang ukurannya lebih lebih besar dibandingkan dengan yang dimakan oleh larva tingkat awal.(3) Kepiting dewasa dapat memakan segala makanan yang ada di sekitar seperti daging bahkan bangkai sangat disenanginya, tumbuh-tumbuhan, atau bahkan bangunan tambak seperti kayu dan bambunya. Cara kepiting makan yaitu sapitnya yang besar dapat merobek-robek dan menghancurkan makanan yang telah ditangkapnya, kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Makanan yang telah masuk tersebut tidak tidak langsung masuk ke dalam perut, tetapi terlebih dahulu disaring dan hanya bahan yang dapat dimakan oleh kepiting tersebut yang masuk ke dalam perutnya. Waktu makan yang baik bagi kepiting adalah waktu tidak beraturan. Akan tetapi, pada malam hari, kepiting-kepiting tersebut lebih aktif mencari makan.D. Suhu dan SalinitasSelain makanan, salinitas dan suhu turut menentukan kehidupan kepiting.1. SuhuToleransi kepiting terhadap suhu tergantung pada jenis kelamin, umur, dan siklus hidup kepiting. Penyesuaian diri kepiting terhadap suhu yang ada dilingkungannya yaitu dapat dilakukan dengan cara membenankan dirinya ke dalam lubang berlumpur atau dengan cara pengubahan warna.Suhu sangat berpengaruh terhadap kecepatan metabolisme serta kegiatan serta kegiatan organisme lainnya. Pada perairan yang suhunya tinggi dapat menyebabkan laju aktivitas dan metabolisme meningkat. Selain itu, suhu juga dapat mempengaruhi berbagai fungsi organisme, misalnya laju pertumbuhan, pergerakan, dan reproduksi.2. SalinatasPenyesuaian diri kepiting terhadap perubahan salinitas yaitu kepiting akan mengubah konsentrasi cairan tumbuhnya disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan salinitas dapat mempengaruhi struktur organisme dan sifat fungsional. Perairan yang rendah salinitasnya diperlukan sebab larva tingkat akhir harus dapat mencari perairan muara sungai atau mempunyai hutan bakau biasanya mempunyai salinitas lebih rendah yang digunakan untuk berlindung danmencari makan. Oleh kerena itu, larva tingkat akhir biasanya lebih toleren terhadap perairan yang rendah salinitasnya dibandingkan dengan larva tingkat awal.Kisaran total salinitas yang dapat ditoleransi oleh organisme lebih besar di perairan payau dan asin daripada di perairan tawar.
III. PEMILIHAN LOKASI BUDI DAYA KEPITING
Pemilihan lokasi yang akan digunakan untuk usaha budi daya kepiting sangat penting diperhatikan agar dapat diperoleh kepiting yang kualitas dan kuantitasnya dapat memuaskan petani tambak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi untuk budi daya kepiting yaitu tanah, sumber air, kebutuhan pakan, tenaga kerja, sarana dan prasarana.A. TanahPemilihan tanah yang baik untuk dibuat menjadi kolam pemeliharaan kepiting merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan tanah merupakan komponen utama dalam pembuatan kolam selain itu, tanah juga dapat menyerap atau melepaskan zat hara yang diperlukan oleh vegetasi dan plankton yang berada di dalam kolam.Keadaan tanah yang perlu diperhatikan di antaranya yaitu tekstur tanah, keasaman tanah, dan topografi tanah.1. Tekstur tanahYang dimaksud dengan tekstur tanah yaitu ukuran atau susunan (jaringan) bagian tanah. Tekstur tanah peranannya sangat penting dalam pembuatan tambak kepitin karena berhubungan erat dengan kualitas lahan. Selain itu, tanah juga berfungsi sebagai tanah dasar dan untu pematang tambak yang digunakan untuk menahan air.Tekstur tanah daoat ditentukan dengan mudah yaitu dengan memperhatikan komposisi material yang menyusunnya. Tanah terdiri atas gabungan antara mineral dan bahan organik. Komposisi dari mineral dan bahan organik yang dikandungnya sangat mempengaruhi tekstur tanah.Mineral yang paling dominan sebagai penyusun tanah dapat dibagi atas tiga bagian yaitu sebagai berikut.(1) Tanah liat (clay) dengan diameter kurang dari 0,002 mm.(2) Lumpur (slit) dengan diameter sekitar 0,002-0,05 mm.(3) Pasir (sand) dengan diameter sekitar 0,05-2 mm.Bahan organik tanah biasanya berasal dari penguraian organisme hewan maupun tumbuhan.Di berikut ini terdapat suatu tabel mengenai hubungan antara tekstur (klas) tanah dengan kelayakannya untuk digunakan sebagai tambak.Ciri-ciri tanah yang baik dijadikan untuk pembuatan tambak yaitu sebagai berikut.(1) Kompak artinya tanah tersebut tidak mudah bercerai-berai.(2) Dapat menahan air dan baik untuk pembuatan pematang tambak seperti tanah liat berpasir (sandy clay) atau lempung berliat (sitly loam) karena sangat keras dan tidak retak-retak jika kering. Tanah liat berpasir ini juga sangat cocok digunakan untuk tanah dasar kolam pada siang hari.(3) Sebagai tempat hidup dan sumber unsur hara untuk organisme yang menjadi makanan kepiting. Organisme yang dimaksud eperti zoo-planton (binatang laut yang sangat halus), fitoplanton (tumbuhan laut), ataupun organisme lainnya.Tanah yang kurang baik untuk dijadikan tambak epiting yaitu sebagai berikut.(1) Tanah yang tidak dapat menahan air seperti tanah lumpur atau pasir. Tanah yang kandungan pasirnya lebih dari 41% kurang baik dijadikan tambak kepiting karena kurang mampu menahan air dan sangat menyulitkan petani dalam pembuatan konstruksi tambak.(2) Tanah yang mudah lengket dan terbakar jika kering seperti tanah bergambut.2. Keasaman tanahKeasaman tanah merupakan salah satu faktor yang turut diperhitungkan dalam pemilihan lokasi tambak kepiting. pH tanah dapat diukur dengan cara menggunakan kertas pH atau berupa alat yang disebut pH indikator kolorimeter. Pengukuran derajat keasaman (pH) tanah dengan menggunakan alat tersebut sangat baik kerena dapat menggukur pH tanah dengan tepat dan cepat.Tanah yang baik digunakan untuk budi daya kepiting yaitu tanah dengan pH netral atau basa yaitu pH sekitar 7,0-8,5. Tanah pada kisaran pH seperti itu baik untuk pertumbuhan kepiting karena kaya akan nutrien (zat yang mendorong pertumbuhan dan pengembangbiakan sel dari suatu organisme) organisme pakan kepiting dapat terangsang pertumbuhannya.Tanah dengan kandungan pH sekitar 6,5-7,0 masih bisa digunakan untuk tempat memelihara kepiting dengan cara memberikan sedikit kapur.Lahan hutan mangrove yang baru dibuka biasanya masih bersifat asam karena sisa tanaman yang membusuk masih banyak terkandung di dalamnya. Tanah asam tersebut pada umumnya akan menimbulkan banyak masalah karena untuk menguraikan sisa tanaman tersebut memerlukan banyak oksigen. Selain itu, tanah yang baru dibuka tersebut untuk memperbaikinya memerlukan biaya yang tinggi dan akan kurang produktif karena kesuburannya rendah.Tanah yang asam akan menyebabkan meningkatnya kelarutan unsur-unsur tanah yang sifat beracun seperti besi, seng, mangan, dan aluminium sehingga dapat membahayakan kehidupan kepiting.3. Topografi tanahYang dimaksud dengan topografi yaitu keadaan muka bumi pada suatu kawasan atau daerah.Lahan yang bergelombang dan terlalu curam tidak baik untuk dijadikan lahan tambak kepiting sehingga penggunaan tanah seperti itu perlu dihindarkan.Lahan yang bergelombang memerlukan biaya dan tenaga yang banyak untuk menggali serta meratakan, sedangkan tanah yang digali terlalu dalam dapat menyebabkan lapisan permukaan tanah yang subur dapat terbuang.Lahan yang terlalu curam memerlukan pematang yang tinggi dan kuat pembuatannya.Keadaan tanah yang baik untuk dijadikan sebagai lahan tambak kepiting yaitu yang keadaannya datar, tidak bergelombang, serta mempunyai kemiringan sekitar 5-20%. Tanah yang mempunyai kemiringan seperti itu tidak memerlukan terlalu banyak penggalian pada waktu membuat tambak sehingga dapat menghemat tenaga dan biaya.Lahan yang relatif datar yang telah ditemukan sebaiknya diamati lagi mengenai hubungannya antara permukaan sebaiknya diamati lagi mengenai hubungannya antara permukaan lahan dengan fluktuasi air (gejala yang menunjukkan turun-naik air) yang ada di daerah tersebut. Lahan yang mempunyai tinggi permukaan tanah yang lebih rendah daripada tinggi permukaan tanah yang lebih rendah daripada tinggi permukaan air pada saat pasang turun terendah tidak layak untuk dijadikan tambak kepiting kerena tambak tersebut akan senantiasa terendam oleh air. Sebaliknya, jika tinggi permukaan tanah masih lebih tinggi daripada tinggi permukaan air pada saat pasang naik tertinggi, lahan tersebut juga tidak baik digunakan karena petani tambak akan mengalami kesulitan pada waktu akan mengisi air di tambaknya.B. Sumber AirSumber air sangat penting diperhatikan dalam pemilihan lokasi budi daya kepiting. hal-hal yang perlu diperhatikan yang mencakup sumber air yaitu iklim, pasang surut air pola arus air, kualitas dan kuantitas air, salinitas air, dan pencemaran air.1. IklimKeadaan iklim yang perlu diperhatikan yaitu mengenai curah hujan, penguapan , dan angin. Data-data mengenai iklim suatu daerah dapat diperoleh di Jawatan Meteorologi dan Geofisika. Data pertanian dan di Dinas Pertanian dan Dinas Perairan setempat walaupun tidak selengkap di kantor Meteorologi dan Geofisika.a. Curah hujanData curah hujan perlu diketahui oleh petani tamabak untuk menentukan jumlah bulan basah, bulan kering, dan hari hujan karena hal tersebut berhubungan dengan penurunan salinitas perairan, persediaan sumber air laut dan air tawar, musim tanam, tinggi permukaan air, serta untuk menetukan saat yang tepat untuk membuat saluran tambak, ukuran saluran dan tinggi pematang tambak.oleh karena itu, kemungkinan terjadi nya luapan air pada waktu banjir dapat diatasi.Tinggi rendahnya curah hujan pada lahan yang dipilih sebaiknya diketahui, baik mengenai curah hujan maksimum maupun distribusi (pembagiannya ke beberapa tempat) tahunannya. Tujuannya agar petani tambak dapat mengetahui dan menentukan kapan melakukan penangkapan benih dan penyebarannya di tambak atau kapan mengadakan perbaikan tambak, serta pekerjaan lainnya yang dipengaruhi oleh curah hujan.b. PenguapanPenguapan air yang dapat mempengaruhi salinitas air tambak. Oleh karena itu, tinggi rendahnya penguapan air perlu diketahui agar salinitas iar tambak yang sesuai dengan kepiting dapat terus dipertahankan. Untuk mengurangi terjadinya penguapan air yang tinggi, sebaiknya ditanam pohon bakau di sepanjang pematang atau di pelataran pematang.c. AnginData angin diperlukan oleh petani untuk membantu menetukan arah dan bentuk petakan tambak yang baik. Tambak yang baik jika memungknkan sebaiknya diabuat sejajar dengan rah angin. Tujuannya yaitu agar peredaran air di tambak bisa berjalan dengan sempurna shingga oksigen, makan, dan temperatur dapat menyebar secara merata.Daerah yang mempunyai kecepatan angin yang tinggi sebaiknya dibuatkan pematang tambak yang agak besar. Agar tidak mudah rusak, dipematang tersebut di tanami pohon selain bertujuan untuk menahan angin, membuat teduh, juga mengurangi terjadinya penguapan.2. Pasang surut airData pasang surut(pasut) derah yang akan ditempati untuk membangun tambak perlu diamati agar dapat diketahui layak tidaknya daerah tersebut. Hal ini disebabkan pasang surut mempengaruhi biaya operasional, tipe tambak, dan cara pengelolaan.Data fluktuasi air laut dapat diperoleh di Jawatan Hidro Oceanografi, Markas Besar TNI Angktan Luat Jakarta yang secar rutin menerbitkan Daftar Pasang Surut Kepulauan Indonesia. Selain itu, dapat pula dilakukan dengan cara menggunakan tongkat berskala (tide scale). Caranya, tongkat tersebut ditancapkan di lokasi yang akan dijadikan tambak, kemudian dilakukan pengamatan mengenai tinggi permukaan air pada saat pasang naik tertinggi dan saat pasang turun terendah. Hasilnya, dapat diperoleh gambaran yang jelas keadaan fluktuasi daerah tersebut.Fluktuasi (perbedaan) pasang surut air laut yang layak dapat menjamin terjadinya proses pertukaran air di tambak pemeliharaan berlangsung lancar.Fluktuasi pasang surut air laut yang baik adalah sekitar 1,5-3 meter. Fluktuasi tersebut dianggap baik karena proses pemasukan dan pengeluaran air dapat dilakukan secara alami yaitu dengan mengunakan tanaga pasang naik dan pasang surut.Fluktuasi air laut yang lebih tinggi daripada 4 meter sering menimbulkan banjir, terutama saat terjadinya pasang naik maksimum. Oleh karena itu, dibutuhkan pematang (tanggul) yang tinggi, kuat, dan besar sehingga diharapkan tidak jebol dan dapat menahan air di tambak pada saat air sedang pasang turun maksimum akibat tekanan yang besar, kehilangan, air, erosi, rembesan air, dan perlubangan pematang oleh kepiting. untuk membuat pematang yang tinggi, kuat, dan besar dibutuhkan biaya yang juga besar.Fluktuasi air laut yang kurang dari 0,5 meter juga kurang baik untuk dijadikan tambak pemeliharaan kepiting. Hal ini disebabkan jangkauan air laut terlalu pendek sehingga pergantian air di tambak tidak dapat dilakukan dengan sempurna tanpa menggunakan pompa.3. Pola arus airPola arus air pada daerah yang akan ditempati untuk membangun tambak perlu diketahui dan diperhitungkan agar dapat direncanakan pengendalian erosi terhadap pematang dan pintu-pintu air utama.Pola arus air dapat diketahui dengan melakukan pengamatan atau dengan car menanyakan keadaan daerah tersebut kepada penduduk setmpat.Topografi dan debit air setempat mempengaruhi besar dan arah arus air. Arus air yang baik yaitu yang tidak terlalu deras dan juga tidak terlalu lemah. Arus yang terlalu deras dapat merusak konstruksi tambak, sedangkan arus yang terlalu lemah dapat menyebabkan terjadinya pengendapan di dasar saluran dan di kolam pemeliharaan. Jika terjadi pengendapan , maka dapat menyebabkan fungsi tambak tidak efektif, kemudian tidak dapat lagi digunakan.Basarnya arus air yang masuk ke tambak pemeliharaan dapat dikendalikan dengan cara mangatur ukuran dan jumlah pintu pemasukan air.4. Kualitas dan kuantitas airSumber air dari daerah yang akan dijadikan sebagai tambak perlu diperhatikan, terutama mengenai kualitas dan kuantitasnya.Kualitas dan kuantitas air merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kehidupan kepiting karena tidak semua air dapat digunakan utuk memelihara kepiting.Kualitas air pemeliharaan kepiting sebaiknya memenuhi persyaratan kualitas air yang bik yaitu yang mencakup sifat-sifat penting dalam budi daya kepiting seperti sifat fisika, kimia, dan mikrobiologis.Tambak pemeliharaan kepiting sebaiknya dibangunpada lokasi yang secara alami banyak dihuni oleh kepiting karena perairan tersebut diharapkan mempunyai sumber air yang sesuai dengan kehidupan kepiting.Lokasi pemeliharaan kepiting sebaiknya dekat dengan sumber air, baik air asin maupun air tawar. Air asin dapat diperoleh dari pantai dengan mengandalkan arus pasang surut. Selain itu, dapat juga didatangkan dari tengah laut apabila air yang daru pantai tidak memenuhi syarat dengan cara menggunakan perantaraan pipa.Air tawar dapat diperoleh dari saluran irigasi atau sungai yang terdekat dengan lokasi tambak. Selain itu, air tawar dapat juga diperoleh dengan cara sumur bor jika saluran irigasi atau sungai tidak ada.5. Salinitas airSalinitas air (tingkat kadar garam air) pemeliharaan kepiting di dalam tambak sebaiknya sesuai dengan keinginan kepiting yaitu sekitar 15-30%. Akan tetapi, kepiting masih dpat hidup pada salinitas di bawah 15% dan diatas 30%.Air yang mempunyai salinitas yang kurang dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan kepiting karena kepiting berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Perubahan salinitas air tambak dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu curah hujan yang besarvdan penguapan air yang tertinggi.Turunnya hujan yang terlalu deras dapat menyebabkan terjadinya penurunan salinitas. Cara mengatasinya yaitu dengan mengalirkan lapisan air hujan yang ada dipermukaan air secepat mungkin. Sedangkan, penguapan yang tinggi dapat menyebabkan meningkatnya salinitas air sehingga perlu dilakukan penambahan air tawar ke dalam tambak.Salinitas dapat diukur dengan mengunakan salinometer dan refraktormeter.6. Pencemaran airLokasi tamabak yang dipilih sebaiknya bebas dari berbagai macam pencemaran yang dikhawatirkan dapat merusak kualitas air tambak. Penggunaan sumber air yang tercemar oleh senyawa beracun dan berbahaya sebaiknya dihindarkan penggunaannya kerena tidak baik digunakan untuk tmpat memelihara kepiting.Senyawa beracun tersebut dapat berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, maupun limbah pertanian seperti pemberantasan hama pertanian. Oleh karena itu, lokasi tambak sebaiknya jauh dari kota yang digunakan sebagai kawasan industri dan daerah pertanian.C. Kebutuhan pakanLokasi yang cocok digunakan sebagai tempat budi daya kepiting dapat diketahui dengan cara memelihara makanan yang disukai oleh kepiting yang ada di dearah tersebut. Makanan yang disukai oleh kepiting antara lain yaitu udang-udangan serta bangkai hewan seperti ular dan ikan beracun. Apabila makanan yang disukai oleh kepiting banyak didapati di daerah tersebut, maka kemungkinan di daerah tersebut akan ditemukan kepiting. semakin banyak kepiting ditemukan di daerah tersebut berarati daerah tersebut semakin dijadikan sebagai tempat memelihara kepiting.Dalam pemeliharaan kepiting, kebutuhan akan makanan memerlukan biaya yang paling banyak yaitu sekitar 60% dari total biaya produksi. Lokasi pemeliharaan kepiting yang kaya akan pakan alami dapat menguntungkan bagi petani tambak karena biaya produksi untuk makanan menjadi rendah. Oleh karena itu, tidak heran apabila ketersediaan makanan pada suatu daerah dijadikan sebagai ukuran atau petunjuk tentang cocok atau tidaknya daerah tersebut untuk dijadikan sebagai tempat untuk memelihara kepiting.D. Tenaga kerjaTenaga kerja turut menentukan keberhasilan suatu daya kepiting. Tenaga kerja yang baik yaitu tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman.Tenaga kerja yang digunakan ada dua, yaitu tenaga kerja yang di datangkan dari luar daerah dan tenaga kerja dari daerah setempat.1. Tenaga kerja dari luar daerahTenaga kerja yang didatangkan dari luar biasanya tenaga kerja yang terampil. Tenaga kerja terampil ini dapat dipoeroleh dari mereka yang telah menempuh pendidikan folma pada sekolah-sekolah perikanan seperti di Akademi Usaha Perikanan atau perguruan tinggi.Wawasan budi daya dan minat kerja yang mereka peroleh dari bangku pendidikan dapat membantu kecakapan mereka di lapangan. Akan tetapi, pada umumnya mereka belum mempunyai pengalaman kerja. Oleh karena itu, pada awal kerja sebaiknya mereka masih perlu mendapat bimbingan dari mereka yang telah berpengalaman.2. Tenaga kerja lokalTenaga kerja lokal atau tenaga kerja yang diambil dari daerah setempat pada umumnya digunakan untuk pekerjaan seperti perbaikan dasar dan pematang tamabak, perbaikan saluran air, memberi makanan, serta pemanenan. Selain itu, penggunaan tenaga kerja lokal juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu sebagai berikut.(1) Tidak memerlukan biaya yang besar untuk datang dan pulang dari tempat kerja kerena tampat tinggalnya berada di sekitar lokasi tambak.(2) Tidak memerlukan fasilitas perumahan kerena mempunyai rumah sendiri.(3) Tidak memerlukan fasilitas konsumsi kerena mereka biasanya membawa makanan sendiri.(4) Menguasai seluk-beluk pasang-surut air laut sehingga penggantian air dapat dilakukan pada saat yang tepat.(5) Dapat berfungsi sebagai sosial kontrol dengan penduduk setempat sehingga tambak kepiting aman dari gangguan penduduk setempat yang bermaksud jahat.E. Sarana dan PrasaranaSarana dan prasarana juga perlu mendapat perhatian kerena dapat mempunyai biaya produksi.Sarana dan prasarana pemeliharaan kepiting yang perlu diperhatikan yaitu sebaiknya dapt dijangkau dengan mudah dari segala arah sehingga segala sesuatu dapat berlangsung dengan lancar. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian seperti ketersediaan benih yang mencukupi dengan harga yang murah, kemudahan mendapat makanan, pupuk, peralatan, tenaga kerja, serta bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tambak seperti pasir, genting, kayu bangunan, dan lain-lain.Hal yang perlu juga diperhatikan yaitu pemasaran dapat berlangsung dengan baik. Pemasaran dapat dikatakan baik apabila terdapat pasar kepiting yang baik dan harga pembelian yang tinggi.Sarana transportasi juga perlu diperhatikan baik angkutan melalui air maupun angkutan melalui darat. Lokasi yang mudah dijangkau dari berbagai arah mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi. Kelancaran transportasi dapatmenyebabkanpemeliharaan dan produksi kepiting dapat berjalan secara berkesinambungan atau terus-menerus.Mutu kepiting yang telah dipanen dapat dipengaruhi oleh transportasi. Mutu kepiting hasil panen dapat menurun selama dalam pengangkutan jika jarak pasar yang ditempuh terlalu jauh dan prasarana jalan belum lancar dan baik.
IV. KONSTRUKSI TAMBAKBeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan konstruksi tambak yaitu pembuatan pematang, pembuatan pintu air, pembuatan saluran air, dan pembuatan petak pemeliharaan .A. Pembuangan PematangPematang tau tanggul mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai berikut.(1) Melindungi tambak dari tekanan air dari luar akibat banjir atau penggenagan air pasang.(2) Menahan air supaya dapat digunakan untuk memelihara kepiting.(3) Memudahkan melakukan pemanenan.Berdasarkan fungsinya, pematang dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu pematang primer, pematang sekunder, dan pematang tersier.1. Pematang primerPematang primer atau pematang utama atau pematang keliling mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai berikut.(1) Membatasi unik tambak, baik dari sumber air laut maupun dari sungai. Oleh karena itu, pematang utama harus dibangun lebih kuat, besar, dan lebih tinggi dibandingkan dengan pematang sekunder dan tersier agar dapat mengalirkan air yang dibutuhkan untuk pemeliharaan kepiting serta dapat melindungi tambak dari banjir dan erosi.(2) Sebagai pembatas dari satu pemilik tambak dengan pemilik tambak lainnya .(3) Sebagai prasarana transportasi pada tambak yang relatif luas atau berskala besar.Pematang primer sebaiknya dibangun minimal sekitar 200 meter dari tepi pantai atau sekitar 100 meter dari tepi sungai.Tinggi pematang primer yaitu minimal 0,5 meter lebih tinggi daripada pasang atau di atas pasang dan banjir tertinggi. Penentuan tinggi pematang sebaiknya didasarkan pada catatan tinggi air pasang dan banjir maksimum yang terjadi pada 10-15 tahun di lokasi tersebut.Lebar bagian atas tambak minimal 2 meter dengan kemiringan sisi bagian 1:1 atau 1:1,5 yaitu merupakan perbandingan antara tinggi dan lebar pematang. Sebenarnya penentuan lebar bagian atas tambak didasarkan pada tujuannya yaitu jika pematang tersebut dibangun untuk dilewati kendaraan, maka lebarnya sekitar 3,5-4 meter dan ditambah 0,5 meter di setiap sisinya agar dapat menjaga tanggul tidak rusak atau runtuh.Jalur hijau yang terdapat di tepi sungai atau tepi pantai sangat baik terutama apabila dibiarkan melebar lebih dari 400 meter. Jalur hijau tersebut mempunyai beberapa kegunaan yaitu untuk:(1) Melindungi pematang dari gelombang dan arus(2) Mengendalikan banjir(3) Melemahkan kekuatan gelombang(4) Menyelamatkan lingkungan dari bahaya erosi.2. Pematang sekunderPematang sekunder atau pematang pemisah mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai berikut.(1) Menjaga supaya air yang mengalir melalui saluran utama tidak masuk ke petakan tambak terutama pada saat pasang tertinggi.(2) Menampung air pada saat pasang tertinggi.Pematang sekunder ukurannya lebih kecil daripada pematang primer atau pematang utama. Akan tetapi, ukuran tinggi dan lebar pematang sekunder tersebut tergantung pula pada keadaan setempat.pada umumnya tinggi pemtang sekunder sekitar 1-2 meter dengan lebar bagian atasnya sekitar 0,5-1,5 meter dan perbandingan kemiringan sisi luarnya yaitu 1:1.Pematang menggunakan yang menggunakan pemisah ini biasanya dilengkapi dengan saluran atau kenal di kedua sisinya. Saluran ini akan menstabilkan air tambak saat matahari terik, terutama jika tinggi air dalam tambak lebih rendah daripada ketinggian normal. Supaya pematang tidak mudah longsor, maka penggalian tanah di sepanjang kiri-kanan pematang tidak dilakukan di kaki pematang. Di antara kaki pematang dan saluran keliling sebaiknya mempunyai jarak sekitar 1 meter yang biasanya disebut berm atau teras. Berm tersebut berfungsi untuk memudahkan membuang tanah galian dari saluran keliling untuk ditimbuni dibadan pematang.3. Pemtang tersiarPematang tersier mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai berikut.(1) Enahan tekanan air baik dari dalam petakan tambak maupun dari luar tambak atau dari saluran tamabak.(2) Menampung air dari pada petakan tambak.(3) Membagi unit pertambakan menjadi beberapa petakan yang ukurannya lebih kecil.(4) Memudahkan pelaksanaan pemeliharaan kepiting.Konstruksi pematang harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum bagian lain dikerjakan, terutama untuk pematang primer. Pembarsih lahan dengan cara membuang tumbuhan dan kotoran yang ada di tambak harus dilakukan sebelum tambak dibuat. Disain pemtang harus didasarkan pada prinsip –prinsip teknis dan kelayakan ekonomi.Lokasi yang digunakan untuk membuat pemtang sebaiknya didasarkan pada hasil peninjauan agar dapat dihindarkan beberapa hal berikut ini.(1) Areal tanah yang tidak baik atau jelek dapat meninggikan biaya konstruksi.(2) Pembuatan pematang dekat dengan jalur yang mempunyai sungai atau pantai yang tererosi.(3) Pemotong arus atau anak sungai yang mempunyai arus kuat.Cara membuat tambak yang baik yaitu sebagai berikut.(1) Bentuk pematang sebaiknya tegak atau tidak boleh terlalu miring supaya kepiting yang hendak lari dapat tercegah.(2) Tambak dibuat dengan kuat baik dengan menggunakan bahan semen (tembok) maupun dari tanah.(3) Pematang yang terbuat dari tanah sebaiknya dipagari. Pembarian pagar inilah yang membedakan tambak kepiting denagan tamabak udang atau ikan. Pemtang yang dibuat dengan kuat, padat, dan besar terutama jika dibuat dari tanah liat atau tanah liat bercampur pasir dan diperkirakan tidak dapat digali oleh kepiting, maka pemagaran pematang cukp dilakukan dibagian atas pematang. Tanah yang jelek, dan lunak perlu diperhatikan terutama mengenai jenis tanahnya.Kerusakan pematang dapat dihindari dengan melakukan beberapa hal berikut ini.(1) Lokasi keadaan tanahnya jelek dan lunak tidak baik digunakan untuk membangun pematang karenan dapat memyebabkan pemerosotan dan peruntuhan pematang.(2) Tanah dibersikan dari sisa-sisa batang dan akar tanaman mangrove.(3) Pematang ditanami tanaman yang tahan panas, asin, dan akarnya dapat manahan tanah seperti pohon-pohon bakau di antaranya pohon tanjung dan pohon api-api.(4) Pada kaki pemtang, dibuatkan teras atau berm.(5) Dibuat pematang yang kaut dan padat karena jika tidak kuat dan padat mudah pecah-pecah dan terkikis pada saat hujan.B. Pembuatan Pintu AirPintu air barfungsi untuk mempermudah dan memperlancar pengaturan aliran masuk air di dalam tambak.Bagian utama pintu air barfungsi untuk mengatur aliran air yang terdiri ats beberapa lembar papan yang disusun secara vertikel yang mudah dipasang atau dilepaskan sehingga aliran air dan tinggi permukaan air dapat daiatur dan dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan.Beberapa syarat yang sebaiknya dipenuhi dalam pembuatan pintu air yaitu sebagai berikut.(1) Konstruksinya dibuat sedemikian rupa agar air dapat masuk dan keluar (dibuang) sampai ke dasar saluran.(2) Dapat daiatur pembukaannya sehingga dapat memeungkinkan terjadinya pergantian air di tambak.(3) Dapat menampung dan manahan air yang diperlukan baik pada waktu pemasukan maupun dalam pengairan.(4) Dapat mengalir air permukaan dari tamabk.Konstruksi pintu air tambak sebaiknya dibuat dari semen (beton) atau kayu yang keras, tahan air (kayu besi atau berlian), dan tahan perusakan oleh organisme penempel.Aliran air supaya dapat sampai ke petakan tambak, dari pintu utama air dimasukkan dulu ke saluran pembagi air yang akan mebagi air ke setiap petakan tambak.Jenis pintu air dapat dibagi atas dua yaitu pintu air utama dan pintu sekunder.1. Pintu air utamaPintu air utama atau pintu air primer atau laban berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke saluran di dalam tambak atau sebaiknya atau untuk pengaturan masuk-keluarnya air ke seluruh petakan tambak.2. Pintu air sekunderPintu air sekunder atau tekoan atau pintu air petakan berfungsi untuk mengatur aliran air dalam saluran utama ke saluran sekunder atau sebaliknya. Pintu air sekunder pada prinsipnya mempunyai bentuk yang sama dengan pintu air primer hanya ukurannya ebih kecil. Pintu air sekunder dapat dibuat dari kayu keras atau dari semen (beton).Pintu air dapat dibagi atas dua bagian berdasarkan fungsinya, yaitu pintu pemasukan dan pengeluaran.1. Pintu pemasukanPintu pemasukan berfungsi untuk mengatur aliran air dari saluran ke dalam petakan tambak.Agar sampah organisme lain (predator) tidak masuk ke dalam tambak, maka pintu pemasukan sebaiknya dilengkapi dengan penyaring.2. Pintu pengeluaranPintu pengeluaran atau monik berfungsi untuk mengeluarkan air bekas yang ada di dalam tambak. Pengeluaran air dari tambak dapat dilakukan bersamaan dengan pemasukan air baru atau khusus dilakukan untuk pengeluaran saja.C. Pembauatan Saluran AirSaluran air berfungsi untuk mengalirkan air dari sumbernya ke dalam unitSetiap petakan tambak biasanya dibuat saluran (parit) keliling yang biasa disebut caren dan saluran pembagi air. Saluran keliling letaknya diluar petakan tambak, sedangkan saluran pembagi air letaknya diluar petakan tambak. Saluran keliling sangat penting bagi pertambakan kepiting karena mempunyai beberapa fungsi di antaranya yaitu sebagai tampat:(1) Kepiting untuk menghindarkan diri terhadap sengatan matahari dan air surut;(2) Berlangsungnya perkawinan;(3) Pemberian makanan dan pemanenan kepiting.Ukuran saluran keliling, baik lebar maupun dalamnya disesuaikan dengan luas tambak dan tingi-rendahnya fluktuasi pasang. Tamabak yang luas biasanya mempunyai caren dengan lebar sekitar 3-5 meter dan dalam sekitar 1,0-1,5 meter di bawah dasar tambak.Saluran pembagi air juga sangat penting bagi tambak kepiting untuk mengalirkan air masuk ke dalam tambak dan juga dapat digunakan untuk mengeluarkan air dari tambak.D. Pembuatan Petak PemeliharaanPetak pemeliharaan kepiting pada umumna berbentuk persegi, mendekati bujurvsangkat karena dapat mempermudah pengelolaan dan lebih efisien dalam pemanfaatan lahan. Selain itu, tamabk bentuk bujur sangkar memerlukan pematang yang tidak terlalu panjang. Petakan tambak tersebut sebaiknya dibuat dalam satu unit dan setia unit tambak tersebut diairi satu pintu air besar berupa pintu air utama.
V. TEKNIK PEMELIHARAAN BUDI DAYA KEPITINGA. Persiapan tambakTamabak yang akan digunakan untuk memelihara kepiting sebaiknya di persiapkan terlebih dulu sebelum kepiting di masukkan ke dalam tambak tersebut supaya dapat diperoleh hasil panen yang memuaskan.1. Pengeringan tambakTujuan pengeringan tambak yaitu memutuskan siklus hidup organisme penyakit dan menguapkan senyawa beracun yang mungkin saja terbentuk selama tambak digunakan atau selama terendam di air. Oleh karena itu, pengeringan tambak diharapkan dapat menjamin kesuburan tanah dan pertumbuhan makanan alami seperti kelekap.2. Perbaikan tambakTujuan perbaikan tambak yaitu untuk menjaga fungsi tambak sebagai tempat pemeliharaan kepiting agar tetap baik karena tambak yang rusak dapat menyebabkan keluarnya kepiting yang dipelihara dan masuknya organisme predator.3. Pengapuran tambakPengapuran tambak bertujuan untuk menaikkan pH tambak, memberantas penyakit, mempercepat proses penguraian bahan organik, dan mengikat CO2 yang berlebihan akibat proses penapasan dan pembusukkan. Selain itu, kapur juga diperlukan kepiting, sepertijuga udang untuk proses pergantian kulit.Cara melakukan pengapuran tambak yaitu sebagai berikut.(1) Tambak dicangkul terlebih dahulu supaya proses pengapuran lebih sempurna hingga mencapai kedalaman sekitar 20 cm.(2) Tambak yang telah dicangkul diberi air sampai menjadi becek atau macak-macak.(3) Tanah yang telah becek tersebut ditaburi atau ditebarkan kapur secara merata ke seluryh permukaan tambak. Selain itu, supaya kapur dapat tercampur secara merata dapat juga dilakukan dengan cara diaduk –aduk kapur yang telah ditebarkan tersebut dengan lumpur tanah dasar tambak hingga sedalam sekitar 10 cm.(4) Jumlah kapur yang diberikan tergantung pada keadaan pH tanah, tetapi pemberian kapur pada tambak umumnya sekitar 10-20 kg/hektar tamabk. Akan tetapi, tambak di daerah hutan bakau biasanya mempunyai tanah yang pH-nya rendah yaitu sekitar 4-5 sehingga memerlukan kapur yang banyak yaitu sekitar 3.000-6.000 kg/hektar batu kapur bakar.(5) Tanah yang telah diberi kapur sebaiknya dibiarkan selama beberapa lama, kemudian tambak mulai dapat diisi air tiga hari setelah dilakukan proses penguapan. Pembarian pupuk dapat dilakukan sekitar 1-2 minggu sekali setelah proses penguapan.4. Pemberian pelindungTujuan pemberian pelindung yaitu untuk melindungi kepiting yang masih kecil atau yang sedang berkanti kulit agar tidak dimakan oleh kepiting yang lebih kuat.Kepiting mempunyai sifat kanibal yaitu suka memakan sesamanya utamanya jika kepiting tersebut kekurangan makanan sea dapat memakan anak kepiting atau kepiting yang sedang berkanti kulit.B. Pemberantasan HamaSebenarnya, salah satu keuntungan petani tambak kepiting dibandingkan petambak udang, yaitu petambak kepiting tidak terlalu melakukan pemberantasan hama. Hal ini disebabkan musuh tamabk udang berupa berbagai jenis ikan, udang-udanga, dan siput dapat menjadi makanan bagi kepiting. akan tetapi, terdapat juga berapajenis hewan yang dapat mengganggu tambak kepiting seperti hewan penggerak yang dapat menggerakan kayu pintu air, hewan penempel di bangunan seperti tiram dan teritip, serta udang tanah yang dapat melubangi pematang.C. Pemupukan TambakPemberian pupuk pada tambak merupakan salah satu faktor penting untuk memelihara kepiting karena kemampuan tanah tambak yang terbatas dalam mempertahankan kesuburannya.Jenis pupuk ada dua macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.1. Pupuk organikPupuk organik merupakan pupuk alam seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro.2. Pupuk anorganikPupuk anorganik merupakan pupuk buatan seperti Urea, TSP, dan ZK.D. Pengadaan dan Penebaran Benih1. Pengadaan benihPengadaan benih dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penangkapan benih di alam dan produksi benih.a. Penangkapan benih di alamBenih kepiting di alam dapat ditemukan disepanjang tahun sehingga benih tersebut mudah dilakukan penangkapannya. Akan tetapi, terdapat pula daerah yang sulit ditemukan kepiting yaitu:(1) Daerah yang tidak mempunyai sungai;(2) Daerah muara sungai yang sangat keruh dan mempunyai arus deras;(3) Daerah yang muara sungainya tercampur oleh limbah industri.Benih kepiting dapat ditangkap dengan berbagai alat yaitu seperti dakkang, banjur, ambau, dan tongkat besi.a) DakkangDakkang atau dakkang-dakkang pada umumnya digunakan oleh petani yang ada di Sulawesi Selatan.b) BanjurBanjur merupakan alat menangkap kepiting yang terbuat dari bilah bambu berbentuk tongkat dan dihaluskan.c) AmbauAmbau merupakan alat menangkap kepiting bagi nelayan di KalimatanTimur.d) tongkat besitongkat besi yang digunakan untuk menangkap kepiting biasanya mempunyai tangkai dari bambu. Tongkat besi yang digunakan biasanya mempunyai panjang sekitar 1 meter dengan diameter sekitar 5 mm dan ujungnya dibengkokkan setengah lingkaran,tongkat besi bertangkai bambu ini pada umumnya digunakan di daerah pinggir pantai yang kaya kepiting atau daerah yang berhutan bakau.b. Produksi benihBenih yang dihasilkan selain dapat diperoleh dengan penangkapan di alam juga dapat diperoleh dengan cara memproduksi benih (pembenihan) melalui pemijahan (pengembangiakan) di akuarium.Kelebihan benih yang diperoleh dari hasil pemijahan di akuarium daripada benih yang ditangkap di alam yaitu sebagai berikut:(1) Mutunya lebih terjamin;(2) Ukurannya relatif seragam;(3) Tidak tercemar benih organisme lain yang kemungkinan dapat menjadi hama bagi kepiting;(4) Tedik bercampur dengan benih lainnya.3. Penebaran benihBenih yang telah dipersiapkan, sebaiknya ditempatkan dulu di tambak penyesuaian (aklimatisasi) atau tambak adaptasi selama sekitar satu bulan dengan harapan benih tersebut sudah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan perairan tambak dan ukurannya juga sudah bertambah besar. Dengan demikian, tingkat kematian benih tersebut rendah jika sudah dimasukkan ke dalam pembesaran.E. Pemeliharaan dan Pemberian Pakan1. Pemeliharaan kepitingSebagaimana diterangkan sebelumnya bahwa pembesaran atau pemeliharan kepiting dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara monokultur atau polikultur.a. Pemeliharan kepiting secara monokulturYang dimaksud dengan pemeliharaan secara monokultur yaiyu merupakan cara pemeliharaan yang dalam satu kolam hanya dipelihara satu jenis hewan seperti hanya kepiting. cara pemeliharaan seperti ini banyak digunakan oleh petembak di Taiwan, Filipina, dan Malaysia.b. Pemeliharaan sacara polikuturYang dimaksud dengan pemeliharaan secara polikuntur yaitu dalam satu tambak terdapat lebih dari satu jenis organisme. Jadi, kepiting dapat dipelihara bersamaan dengan bandeng, udang, ataupun rumput laut dalam satu tambak.Pemeliharaan secara polikuntur mempunyai tujuan utama yaitu untuk menghasilkan pertumbuhankepiting yang maksimal sehingga pada saat dijual ke pasaran, tidak memperhatikan sudah matang kelamin atau belum.2. Pemberian pakanPemberian pakan atau makanan kepada kepiting hampir sama saja antara pemeliharaan secara monokultur dan polikuntul hanya dosisnya berbeda.Pakan yang diberikan kepada kepiting yang dipelihara secara monokultur yaitu berdosis sekitar 5% dari berat total kepiting yang dapat diberikan pada waktu sore sacara sekaligus.Pakan kepiting yang dipelihara secara polikuntur sama saja dengan yang diberikan pada pemeliharaan secara monokultur yaitu daging siput, potongan ikan, isi perut ikan, dan sisa pakan lainnya.dosi makan yang diberikan lebih tinggi karena dikhawatirkan terjadinya kanibalisme di antara sesama kepiting dan makanan tersebut kemungkinan dimakan juga oleh organismeatau hewan lainnya.VI. PANEN DAN PASCAPANEN
A. PanenYang dimaksud dengan panen adalah penangkapan hasil kepiting yang telah dipelihara atau dikembangbiakan, mulai dari pembuatan tambak, pengadaan benih, hingga pemberian makanan hingga menjadi besar.Panen kepiting dapat dibagi atas dua yaitu waktu panen dan cara panen.1. Waktu panenKepiting pada umumnya dapat dipenen setelah dipelihara selama 4-6 bulan sejak benih ditebarkan. Pada umur tersebut, kepiting biasanya telah mencapai berat sekitar 200 gram per ekor dengan lebar karapasnya sekitar 8 cm.2. Cara panenCara melakukan panen kepiting bermacam-macam yaitu dapat langsung ditangkap dengan menggunakan tangan, menggunakan kurungan bambu, dan mengunakan perangkap atau jaring yang sudah diberi umpan. Selain itu, kepiting dapat digiring ke dekat pintu air karena kepiting biasanya berenang melawan arus air pada saat dilakukan pengisian air tambak waktu pasang tinggi.B. PascapanenYang dimaksud dengan pascapanen yaitu penanganan pada kepiting setelah dipanen seperti dalam hal pemasaran.Kepiting yang sudah ditangkap sebaiknya segera diikat kedua sapitnya yang kuat dan kaki kepiting dengan mengunkan tali dari pelepah pisang kering karena tidak merusak kaki-kaki kepiting. kaki dan sapit kepiting merupakan begian kepiting yang diikat supaya tidak bisa lagi berjalan dan menggigit atau menjepit sehingga dapat merusak tubuh kepiting lain karena saling menyerang.Pemasaran kepiting ada dua cara yaitu pemasaran secara lokal dan pemasaran secara ekspor.Pada pemasaran secar lokal, kepiting biasanya dijual dalam keadaan hidup. Cara mengepaknya yaitu kepiting di musukkan ke dalam keranjang rotan atau kardus yang tebal dan kepiting tersebut sebaiknya diikat secara per satu.Penjualam kepiting bertelur dalam jumlah besar tidak dianjurkan apabila ditinjau dari segi pelestarian sumber daya. Oleh karena itu, kepiting petelur yang keadaan telurnya masih hidup sebaiknya dipelihara kembali, baik di hatchery maupun dilepaskan ke alam. Petambak yang mempunyai hatchery sebaiknya menjadikan kepiting petelur sebagai induk untuk ditetaskan telurnya. Akan tetapi, jika benihnya sudah melebihi kebutuhan mak sebaiknya dielpaskan ke perairan bebas.
Profil:
Nama : Agriani Octavin Patabang
Kelas :XII IPA 1
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jln. Batara
Asal sekolah : SMA NEGERI 6 PALOPO